Foto Bersama Bang Zen (kiri), Buku gratis dan TTD Bang Zen (kanan)
Suporter haruslah juga penulis, begitu kalimat yang paling saya ingat. Kamis, 13 Oktober 2016 ketika membaca timeline twitter, ada sebuah
gambar yang dikirim oleh @IndoSoccer yang menarik perhatian saya. Isi gambar
tersebut mengajak para suporter dan penikmat sepakbola di Depok dan sekitarnya
untuk hadir dalam acara #NgobrolSimulakra yaitu bedah buku Simulakra Sepakbola
karya Zen RS pada Jum’at, 14 Okober 2016. Acara tersebut diselenggarakan oleh Suporter Persikad Depok (Super Depok) dengan
menghadirkan tiga narasumber yaitu Aditya Nugroho, Abimanyu Bimantoro, dan Zen
Rahmat Sugito. Mereka adalah para penulis sepakbola dibalik Pandit
Football.com. Sudah lama sejak di Jakarta saya mencari kegiatan seperti ini.
Kegiatan ngobrol santai tapi asyik yang terbuka untuk umum dan membuat gairah
saya untuk menulis tentang sepakbola (terutama suporter) lebih hidup lagi.
Saat acara
berlangsung, saya selalu tertarik ketika beliau mulai membicarakan suporter.
Kenapa suporter? Menulis taktik dalam sepakbola bisa tanpa datang ke stadion. Akan
tetapi jika menulis tentang suporter, wajib datang! Setiap sudut stadion dan
tribun memiliki banyak cerita yang tidak terekam oleh kamera televisi. Kamu
akan mengetahuinya ketika berdiri dengan para suporter di atas tribun.
Bang Zen sebagai
esais muda mengenal sepakbola dengan mengalami 3 fase hidup yaitu menjadi
pemain, suporter, dan sekarang penulis. Yang paling menarik baginya adalah saat
menjadi suporter, nonton pertandingan langsung di stadion! Menurut pendiri
website Pandit Football ini, stadion menjadi tempat bagi orang-orang yang
“tidak berpendidikan”. Masyarakat yang memiliki gelar S2, S3, profesi tukang
becak, pengangguran, pelajar dan lain-lain akan membaur di dalam stadion. Semua
bisa mencaci maki! Stadion merupakan tempat yang paling sakral, tempat bagi
masyarakat sipil dimana pemerintah seharusnya tidak memiliki campur tangan
didalamnya. Diluar kehidupan stadion, kita semua dikepung oleh rambu-rambu. Di
dalam stadion seharusnya suporter bebas mengekspresikan diri. Bang Zen
menambahkan, Ultras atau Hooligan di luar Eropa jika membuat kerusuhan kemudian
polisi datang, maka kedua kelompok yang berseteru akan bersatu untuk menyerang
polisi. Itulah mengapa banyak bermunculan slogan ACAB (All Cops All Bastard).
Berbicara
mengenai Ultras, pada awalnya flare merupakan bentuk perlawanan bukan ekspresi
dari sebuah selebrasi seperti yang banyak terjadi di stadion Indonesia
sekarang. Flare dinyalakan agar stadion gelap, kemudian mereka akan merusak
kamera. Sekali lagi, karena stadion merupakan tempat yang sakral.
Majunya teknologi
membuat sepakbola Eropa menjadi lebih dekat daripada sepakbola lokal itu
sendiri. Munculnya #SupportYourLocalClub menjadi wujud kegelisahan karena
kecintaan masyarakat Indonesia terhadap sepakbola lokal mulai luntur. Bagi Bang
Zen, sepakbola luar negari terutama Eropa sudah tidak menarik lagi. “Kalau saya
sudah tidak bisa menikmati sepakbola lokal, hampir pasti saya juga tidak akan
pernah menulis lagi tentang sepakbola”, begitu ungkap Bang Zen kepada football
lovers yang hadir di Kedai Ekspresi.
Dalam
perbincangan tersebut beliau mengatakan cara terbaik untuk memulai football
writing adalah dengan menuliskan apa yang terjadi di lingkungan sekitarmu.
“Tulislah apa yang terjadi di lingkunganmu, tulis sepakbola tarkamnya, SSB
lokalnya. suporter haruslah juga penulis.” Ujar Bang Zen. Menulis tentang
sepakbola lokal akan membantu menyelamatkan sepakbola Indonesia.
Banyak sekali
ilmu yang didapat dari perbincangan selama tiga jam dengan beliau dan dua
rekannya. Di sepanjang acara dalam hati saya berucap, “Ternyata tidak hanya
saya yang beranggapan bahwa sepakbola Eropa memang sudah tidak menarik lagi.”
Saya yang dulu rela begadang demi nonton pertandingan Barcelona dan turnamen
UEFA seperti Liga Champions, kini lebih memilih untuk tidur dan hanya sesekali
membaca berita Liga Benua Biru di media sosial.
Di akhir acara, panitia membagikan hadiah Buku Simulakra Sepakbola
kepada tiga penanya terbaik. Dan tidak menyangka saya menjadi salah satunya.
Entah alasannya karena memang pertanyaan saya kepada Bang Zen dkk yang bagus
atau karena saya adalah satu-satunya penanya wanita saat itu hehehe.. Apapun
itu, terima kasih untuk sharing, ilmu, buku gratis + tanda tangannya. Terima
kasih juga untuk panitia yang menyelenggarakan acara keren seperti ini. Semoga
saya diberikan rezeki yang melimpah sehingga bisa keliling stadion Indonesia
untuk menuliskan apa yang terjadi di setiap sudut tribun. Aamiin ya
robbal’alamiin..
0 Komentar