Serunya Bermain dan Membuat Dampak Positif Melalui Board Game

Board Game

Setiap mendengar kata "board game", aku seperti kembali ke masa 20 tahun silam. Saat itu, setiap pulang sekolah atau hari libur, aku dan teman-teman berkumpul di teras rumah. Kami menggelar papan yang terbuat dari kertas untuk bermain ular tangga atau monopoli. Selain catur, kedua game tersebut memang paling familier di kalangan masyarakat untuk kategori board game.

Seperti namanya, board game memakai papan sebagai media utama untuk bermain. Meski dewasa ini banyak game online yang bertebaran di berbagai situs dan aplikasi, board game tetap memiliki tempat di hati. Game ini tak pernah mati, meski zaman silih berganti. Jenisnya makin bervariasi dengan segudang manfaat yang menanti.

Board game dapat menjadi media komunikasi dan bersosialisasi antara dua orang atau lebih. Melalui game ini pula setiap pemain akan belajar meramu strategi dan berkompetisi. Kemampuan berpikir, kreativitas, dan pengendalian emosi juga dapat ditingkatkan lewat permainan papan.

Banyaknya manfaat yang diperoleh dari board game menjadikan permainan ini sebagai salah satu alternatif media pembelajaran atau edukasi. Bagi anak-anak, pembelajaran berbasis game lebih menarik karena sifatnya lebih interaktif dan fun.

Board Game

Salah satu perusahaan sosial yaitu Ecofun Indonesia berkolaborasi dengan ASEAN Foundation dan Maybank Foundation membuat sebuah proyek yang diberi nama "CREATONME: Creative Economy Education Through Game-Based Learning." Dalam batch 1 proyek ini, sekitar 20 pemuda Indonesia dibekali keterampilan dan pengetahuan seputar gamifikasi melalui serangkaian pembelajaran berbasis game. Diharapkan setelah program ini selesai para peserta dapat membuat prototipe board game,  kemampuan desain kreatif meningkat, serta memperluas pola pikir dari konteks lokal ke ASEAN.

Tak hanya sampai di situ saja, guna memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai manfaat dan peluang pembelajaran melalui game dari berbagai perspektif (pemerintah, pendidikan, dan bisnis), Ecofun Indonesia bersama ASEAN Foundation dan Maybank Foundation menyelenggaran webminar CREATONME: Activate Your Creative Skill pada hari Sabtu, 15 Januari 2022. Webminar kali ini menghadirkan narasumber super keren mulai dari Direktur Ecofun Indonesia; Creative Consultant Arcanum Hobbies; Direktur Aplikasi, Permainan, TV dan Radio Kemenparekraf RI; Co-founder Boardgameland; Executive Director ASEAN Foundation; dan CEO Maybank Foundation.

Jujur, aku baru mengenal Ecofun Indonesia dalam webminar tersebut. Bisnis sosial melalui gamifikasi ini ternyata memiliki misi mulia dan program yang keren terkait pendidikan ekonomi kreatif.


Ecofun Indonesia; Bisnis Sosial Melalui Gamifikasi

Board Game

Ecofun Indonesia merupakan perusahaan sosial yang bergerak dalam bidang sains komunikasi, pendidikan lingkungan, dan game-based learning yang pernah meraih penghargaan internasional. Perusahaan yang beralamat di Bogor ini menyediakan produk dan layanan berbasis game premium untuk pelanggannya. 

Dalam mendesain board game, Ecofun mengutamakan edukasi pemainnya untuk lebih mencintai lingkungan. Board game bertema lingkungan ini juga menjadi yang pertama di Indonesia bahkan dunia. Karena mengangkat isu kepedulian terhadap lingkungan, maka material yang digunakan berasal dari bahan daur ulang atau limbah.

Perusahaan yang memiliki misi positif terhadap nilai lingkungan dan sosial melalui pembelajaran kreatif dan permainan interaktif ini berkolaborasi dengan Komunitas Wanita Ecofun yang tinggal di daerah sulit secara ekonomi untuk membuat produk mereka.

Board Game

Pada katalog di websitenya, Ecofun Indonesia menyediakan beberapa permainan board game terkait lingkungan seperti Ecofunopoly Emisi Karbon (Carbon Emission), Ecofunopoly Mengelola Sampah (Waste Management), Ecofun Siaga Banjir (Flood Preparedness), dan Ecofunopoly Seri Kabut Asap (Haze Pollution Series). Dalam setiap jenis permainan papan ini anak-anak maupun orang dewasa dapat belajar mengenai sebab-akibat dari kerusakan lingkungan lalu mendorong mereka melakukan tindakan positif untuk mencegahnya. Game ini dapat dibeli di marketplace seperti Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee, atau situs resmi Ecofun dengan harga mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah.

Ecofun Indonesia tidak hanya mengembangkan produk edukasi berbasis board game. Mereka juga menjadi provider program training interaktif. Seperti yang sudah disampaikan di atas, belum lama ini Ecofun Indonesia berkolaborasi dengan ASEAN Foundation dan Maybank Foundation meluncurkan program CREATONME. Sebuah program ciamik yang memiliki output prototipe board game.


CREATONME: Creative Economy Education Through Game-Based Learning

Board Game

Pada kesempatan webminar CREATONME Sabtu lalu, Ibu Annisa Arsyad selaku Direktur Ecofun Indonesia menyampaikan tentang latar belakang dan output dari program ini. Menurut beliau, CREATONME merupakan sebuah program edukasi bertema ekonomi kreatif yang bertujuan agar anak-anak muda di Indonesia memiliki skills bermain dan merancang game.

Mengapa ekonomi kreatif? Karena berdasarkan data Global Youth Wellbeing Index, anak muda di seluruh dunia merasa takut melihat masa depannya. Termasuk masa depan terkait pekerjaan dan ekonomi. World Economic Forum mengatakan bahwa kemampuan yang dibutuhkan tahun 2025 menuntut kita untuk menjadi manusia kreatif. Inovatif, berpikir kritis, kreatif, desain teknologi, pemrograman, dan pemecahan masalah adalah beberapa keterampilan yang dibutuhkan beberapa tahun mendatang, bahkan saat ini. 

Maka, bagaimana cara meningkatkan kemampuan diri? Ya, dengan pendidikan. Lalu, Ecofun Indonesia percaya bahwa dengan belajar menggunakan game dapat meningkatkan skills yang dibutuhkan di atas. Oleh karena itu, lahirlah CREATONME.

Apa saja kegiatan CREATONME? Kegiatan program ini meliputi volunteers recruitment, module development, training of volunteers, mentoring session, dan mentoring by lokal & ASEAN volunteers. Peserta workshop CREATONME batch 1 diberi modul pembelajaran untuk belajar selama 8 hari. Workshop berbentuk hybrid (online dan offline). Lalu output-nya mereka akan membuat Board Game Prototype yang dipresentasikan saat sesi pitching di webminar.


4 Prototipe Gokil dari Program CREATONME Batch 1

Board Game

Workshop CREATONME batch 1 telah berakhir. Selama 8 hari mereka telah belajar tentang game design 101, game components, making game prototype, dan how to be a game master. 4 kelompok mendapatkan kesempatan untuk mempresentasikan karyanya pada sesi pitching. Ini merupakan salah satu sesi yang aku nantikan dengan penuh semangat. Aku akan menjadi salah satu saksi lahirnya prototipe board game karya anak bangsa. Apalagi pesertanya masih muda, pelajar dan mahasiswa.  Inilah 4 prototipe gokil dari program CREATONME batch 1.

1. Ijime

Ijime merupakan board game tentang bullying/mental health. Ijime berasal dari bahasa Jepang yang berarti bully. Kelompok 1 mengambil tema ini dikarenakan rendahnya pengetahuan dan kesadaran pelajar mengenai bullying. Padahal, bullying dapat berdampak buruk terhadap kesehatan mental seseorang. Permainan ini juga mendukung program SDGs nomor 3 tentang kehidupan sehat dan sejahtera.

Misi dari permainan ini adalah pemain dapat mengumpulkan dan menyelesaikan kartu bullying sesuai kategori jenis bullying dan meningkatkan happiness matter. Pemain harus membedakan jenis bullying berdasarkan contoh kasus yang terdapat di kartu. Target pemain adalah pelajar SMP-SMA usia 15-18 tahun. Harapannya, permainan ini dapat meningkatkan kesadaran pelajar tentang bahaya bullying bagi kesehatan mental. Keunikan dari Ijime adalah pemain akan diperkenalkan tentang contoh kasus bullying di tiga lingkungan berbeda yaitu sekolah, lingkungan sosial, dan dunia maya. 

2. Nusantara Hunt Culture

Tema kebudayaan diambil sebagai dasar pembuatan board game ini. Tujuan permainannya adalah untuk mengenalkan budaya Indonesia yang sangat beragam kepada masyarakat. Tema ini juga terinspirasi dari SDGs nomor 4 yaitu pendidikan berkualitas. 

Misi bermainnya adalah untuk mengumpulkan tujuh token sebelum didahului lawan. Target pemain anak usia 10-16 tahun. Harapannya, permainan ini dapat dijadikan sarana untuk mengenalkan budaya Indonesia kepada dunia. 

3. Water Trip

Water Trip merupakan board game tentang cara membangun instalasi pengolahan air dengan lingkup ASEAN. Game ini dilatar belakangi oleh data WHO tahun 20017 yang menyebutkan bahwa 785 juta orang tidak memiliki akses air bersih dan ada 485 ribu kasus kematian akibat diare setiap tahunnya. Maka dari itu akses air bersih penting dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat. 

Permainan papan ini disusun berdasarkan SDGs nomor 3 tentang kehidupan sehat dan sejahtera serta SDGs nomor 6 tentang air bersih dan sanitasi layak. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya akses air bersih. Sasaran target usianya 14 tahun ke atas dengan durasi permainan selama 60 menit. Untuk komponen permainannya meliputi maps, kartu permainan, pion, dan cubes. 

Dalam permainan Water Trip peserta dibagi ke dalam dua tim yaitu bad team dan good team. Bad team mempunyai misi untuk menaikkan level pH hingga maksimal, sedangkan good team harus membangun instalasi pengolahan air (IPA) di 4 negara berbeda. 

4. Worka

Worka mempunyai misi untuk mengenalkan profesi dan skills yang dibutuhkan untuk bekerja pada profesi tersebut. Game ini dapat dimainkan oleh 2-4 orang. Target usianya adalah 13 tahun ke atas. Inspirasi dari Worka adalah SDGs nomor 8 tentang pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi. 

Yang melatar belakangi pembuatan game ini adalah karena masih banyak orang di lingkungan sekitar yang memiliki pekerjaan kurang layak sehingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Keunikan Worka adalah mengangkat tema ekonomi yang jarang dibicarakan pada usia SMP-SMA. Dalam game ini juga ada banyak profesi yang dikenalkan kepada para remaja.

Dari keempat prototipe di atas, mana yang paling menarik perhatian kamu? Kalau aku pribadi sangat tertarik dengan Water Trip. Membayangkan hidup dengan kesulitan air bersih saja aku tidak sanggup. Apalagi jika harus mengalaminya. Akses air bersih sangat penting karena berkaitan langsung dengan kesehatan. Maka dengan adanya Water Trip setiap orang dapat belajar membangun instalasi air bersih melalui board game.


Gamifikasi Sebagai Proses Belajar yang Menyenangkan

Board Game

Sebelum mengikuti webminar ini, dalam bayanganku membuat board game itu sulit. Hanya dapat dikerjakan oleh profesional saja. Tapi ternyata tidak, loh. Board game dapat dibuat oleh siapapun. Termasuk guru untuk menyederhanakan materi pelajaran.

Septi Peni Wulandari sebagai Co-founder Boardgameland dalam webminar kali ini bercerita tentang pengalamannya membuat game based-learning. Menurut beliau, ketika berangkat sekolah itu artinya beliau sedang menggelar board game. Lalu tugas-tugas sekolah adalah challenge yang harus ia selesaikan.

Gamifikasi dalam pendidikan tujuan utamanya adalah untuk menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran, bukan objek. Siswa diajak untuk membuat board game ala mereka sendiri sehingga perasaan senang dan nyaman akan tumbuh. Dengan demikian, gamifikasi dapat menjadi proses belajar yang menyenangkan.

Menurut Ibu Septi, proses gamifikasi dalam pendidikan meliputi beberapa hal seperti mengenalkan badges, mengenalkan poin, dan menilai melalui pencapaian. Dengan adanya gamifikasi ini PR menjadi hal yang ditunggu-tunggu oleh para siswa. Mereka akan berkompetisi untuk berpartisipasi. Siswa juga akan merasakan kerja sama tim dan ruang kelas yang bisa berada di mana-mana. Di halaman, taman, lapangan, ataupun di dalam ruangan.

Untuk membuat gamifikasi dalam pendidikan, selalu mulai dari tujuan akhir yang ingin diperoleh. Seperti dengan menetapkan goals, pembelajaran, kemampuan apa saja yang dimunculkan dalam pembelajaran, dan achievement. Dari situ baru mulailah di breakdown. Selanjutnya pikirkan challenge apa yang menantang, reward yang akan didapatkan oleh siswa, serta bentuk kompetisinya seperti apa. Terakhir adalah perlu direncanakan user engagement.

Bagaimana, mudah bukan? Jika dirasa masih agak sulit, Ibu Septi memiliki tips yaitu "Mulai saja dulu, sempurnakan kemudian." Sebuah tips yang memotivasi kita untuk mulai saja dulu, jangan kebanyakan berpikir atau berharap memulai dengan kesempurnaan.


Kiat Monetisasi Board Game by Arcanum Hobbies

Board Game

Arcanum Hobbies merupakan komunitas board game yang dibentuk tahun 2005. Komunitas ini berawal dari hobi pemiliknya, yaitu Mas Galih Aristo. Pelan-pelan beliau mulai mengadakan gathering di garasi rumah yang dihadiri teman dekat dan tetangga. Sampai akhirnya berkembang terus. Tahun 2014 Arcanum Hobbies lalu mejadi bisnis yang berbasis komunitas. 

Komunitas ini juga memiliki program Arcanum Academy yang bertujuan untuk mendukung industri lokal. Arcanum mendukung para creator untuk mendesain dan membuat game mereka sendiri. Karya-karya itu nantinya akan dibawa ke pameran, program pitching, dan lain sebagainya. Awal motivasi dari bisnis  Arcanum Hobbies adalah ingin mendapatkan akses board game yang murah. Karena dengan berbisnis, Arcanum bisa mendapat harga reseller dari distributor. 

Board game ternyata bukan sekadar permainan biasa. Permainan papan ini juga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan kampanye sosial. Seperti yang dilakukan Arcanum Hobbies bersama dengan Kedutaan Besar AS di Jakarta untuk membuat sosialisasi anti korupsi dengan media board game. Output-nya, peserta dapat mengetahui dampak buruk korupsi dan belajar secara fun.

Saat sesi webminar, Mas Galih memberikan kiat memonetisasi game yang telah dibuat. Misalnya ada seorang Ibu yang membuat board game terkait mata pelajaran anaknya yang masih SD dan terbukti efektif sebagai media belajar. Maka cara memonetisasinya adalah dengan mulai menghubungi orang tua siswa lain, membuat grup atau komunitas, dan mulai menawarkan produknya di situ. Lalu, proses monetisasi berikutnya adalah dengan membuat akun media sosial game tersebut. Buat konten untuk meningkatkan awareness. Cara lainnya adalah dapat menjual board game melalui marketplace atau titip jual ke Arcanum Hobbies.


Dukungan Kemenparekraf RI dan ASEAN Foundation untuk Anak Muda

Board Game

Kamu hobi bermain game lalu mencoba untuk mendesain board game yang menarik tapi bingung kelanjutannya? Tenang. Selain kiat dari Arcanum Hobbies di atas, kamu juga dapat mengikuti program-program yang diselenggarakan oleh Kemenparekraf RI terkait gamifikasi. Bapak Syaifullah selaku Direktur Aplikasi, Permainan, TV dan Radio Kemenparekraf RI menyampaikan bahwa Kemenparekraf mempunyai beberapa program seperti creative game-developer incubation, game expo, sampai fasilitasi pendanaan dan pembiayaan yang sifatnya gratis. Ikuti terus akun instagram Kemenparekraf untuk update informasi terbaru.

Selain Kemenparekraf, ASEAN Foundation juga memiliki program yang bertujuan untuk meningkatkan skills anak muda melalui program Empowering Youth. Program ini bertujuan untuk mengembangkan rasa empati menjadi lebih kuat, memicu semangat kerja sama, meningkatkan kepemimpinan, meningkatan kemampuan teknis, mengembangkan persahabatan dan jejaring, serta memperkuat ketangguhan. Ada banyak program yang dapat diikuti oleh para pemuda dari Indonesia pada tahun 2022 ini seperti yang tercantum pada gambar di atas. Tertarik untuk mengikutinya? Cek secara berkala akun media sosial ASEAN Foundation, ya!


Let's Play and Make an Impact

Jika kamu sering bermain ular tangga atau monopoli, kamu pasti paham betul betapa serunya bermain board game. Kita dapat berpaling sejenak dari smartphone dan berinteraksi secara tatap muka dengan lawan main. Board game kini makin banyak jenisnya. Misi permainan pun makin beragam. Itu artinya, dampak positif yang dapat diciptakan melalui permainan papan ini semakin luas.

Harapanku, semoga kedepannya penikmat board game terus bertambah. Tidak hanya bermain, tapi mereka juga dapat mendesain game sendiri dan membuat dampak positif bagi lingkungan sekitar. So, let's play and make an impact!




***

Referensi bacaan:

http://ecofun.id/

http://ecofun.id/catalog/

Instagram @creatonme

Posting Komentar

0 Komentar