Pengalaman Vaksin Pfizer di Puskesmas

Pengalaman Vaksin Pfizer

Cerita pengalaman vaksin Pfizer aku tulis di sini bukan tanpa tujuan. Banyak orang yang menginginkan virus COVID-19 segera enyah dari bumi tapi menolak untuk vaksin. Alasannya beragam. Mulai dari takut disuntik hingga termakan hoaks yang menyebar dikalangan masyarakat.

Aku turut bahagia karena per 23 Januari 2022 pukul 18.00 WIB, Kementerian Kesehatan merilis kalau lebih dari setengah populasi penduduk Indonesia atau sebanyak 181.131.333 orang telah menerima vaksin dosis 1. Itu artinya, banyak masyarakat yang sudah peduli dan merasakan pentingnya vaksin COVID-19. Ya meskipun ada beberapa yang 'terpaksa' karena syarat administrasi apapun mewajibkan sertifikat vaksin. Kamu termasuk tim sukarela atau tim terpaksa, nih, Guys? 😂


Kalau aku pribadi tentu tim sukarela, dong. Bukan karena kebutuhan mendesak untuk keperluan administrasi, ya. Aku vaksin sebagai bentuk ikhtiar untuk terhindar dari COVID-19. Bahkan sejak menerima vaksin pada November 2021, sampai saat ini sertifikat vaksinku belum dipakai untuk keperluan administrasi apapun. Aku mendapatkan vaksin di Puskesmas dengan jenis Pfizer-BioNTech, atau BNT162b2.


Kenali Vaksin Pfizer Lebih Dekat

Vaksin Pfizer

Vaksin Pfizer merupakan vaksin COVID-19 yang diproduksi oleh perusahaan bioteknologi Jerman, BioNTech, dengan perusahaan farmasi Amerika Serikat, Pfizer. Cara kerja vaksin ini dengan menggunakan teknologi terbaru messenger RNA (mRNA) yaitu komponen materi genetik yang direkayasa agar menyerupai kuman atau virus tertentu lalu disuntikkan di lengan bagian atas. Selanjutnya mRNA akan mengajari sel tubuh untuk membuat protein yang dapat memicu respons imun guna menghasilkan antibodi.

Setelah diuji secara klinis dalam skala besar, vaksin Pfizer-BioNTech memiliki tingkat efektivitas mencapai 95%, loh. Pfizer termasuk salah satu jenis vaksin yang paling banyak digunakan oleh berbagai negara di dunia. Vaksin ini juga telah terdaftar untuk penggunaan darurat oleh WHO dan aman serta efektif berdasarkan data dari uji klinis dalam skala besar.

Vaksin Pfizer-BioNTech harus disimpan dalam suhu -70° C. Vaksin ini diberikan dalam dua dosis suntikan dengan jarak 21 hari. Pfizer dialokasikan bagi masyarakat umum dengan usia 12 tahun ke atas, baik yang belum mendapatkan vaksinasi COVID-19 dosis 1 dan 2 ataupun mereka yang membutuhkan vaksin booster (dosis 3).


Mendapatkan Vaksin Pfizer Bulan November

Pengalaman Vaksin Pfizer

Aku mendapat vaksin Pfizer dosis pertama tanggal 6 November 2021. Sebenarnya, aku pernah mendaftar vaksinasi pada akhir Juli 2021. Namun gagal karena belum mendapat izin dari dokter. Pasca operasi pada November 2020, aku memang mengonsumsi obat sampai pertengahan Juni 2021. Oleh karena itu, dokter menyarankan agar menunggu selang waktu 3 bulan dari tanggal terakhir minum obat. Artinya pertengahan September baru bisa mendapatkan vaksin.

Lalu, mengapa baru vaksin awal November? Karena aku menantikan vaksin jenis Moderna. Dibanding jenis vaksin yang lain bulan September itu, hanya Moderna yang paling baik efektivitasnya dan tersedia di Banjarnegara. Sayangnya, ketika aku sudah mendapatkan 'lampu hijau' dari dokter, Moderna justru tak kunjung ada di sini. Yang tersedia hanya Sinovac dan AstraZeneca. Sehingga aku menunda vaksin. Memang agak pemilih gitu anaknya hahaha. Jangan ditiru, ya!

Akhir Oktober vaksin jenis Pfizer mulai masuk ke Banjarnegara. Setelah aku mencari informasi,  vaksin jenis Pfizer tak kalah baiknya dari segi efektivitas dengan Moderna. Karena itu, aku memantapkan diri untuk memilih vaksin Pfizer dan mendaftarkan diri di Puskesmas Madukara 2 pada 6 November 2021. Lalu, dosis 2 aku dapatkan pada tanggal 27 November 2021 di tempat yang sama.

Karena vaksin di daerah agak berbeda dengan di kota besar yang serba online, maka aku akan menceritakan pengalaman vaksin Pfizer di puskesmas yang meliputi langkah serta hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum vaksin.


Langkah-langkah Mendapatkan Vaksin di Puskesmas

Pengalaman Vaksin Pfizer
Meja Registrasi Vaksin

Tidak seperti di kota besar pada umumnya, proses pendaftaran vaksinasi di beberapa Puskesmas di Kabupaten Banjarnegara masih dilakukan secara manual. Calon penerima vaksin harus datang lebih awal ke lokasi untuk mendapat nomor antrian dan formulir pendaftaran.

Sebelum berangkat, pastikan sarapan terlebih dahulu, pakai masker, bawa KTP, sertifikat vaksin dosis 1 (untuk vaksin dosis 2), pulpen, dan siapkan nomor handphone yang masih aktif untuk didaftarkan ke akun PeduliLindungi. Pastikan juga kondisi badan sedang sehat, ya.

Kegiatan vaksinasi dimulai pukul 08.00 WIB namun masyarakat biasanya sudah ada yang datang untuk mengantri sejak pukul 06.30 WIB. Pagi itu, aku datang pukul tujuh lebih ke Puskesmas Madukara 2. Beberapa orang sudah duduk mengantri sejak tadi. Kebanyakan yang sudah datang antri untuk mendapatkan vaksin dosis 2 Sinovac. 

Pengalaman Vaksin Pfizer
Kartu Kendali Vaksinasi COVID-19

Saat itu, vaksin Pfizer dosis 1 hanya tersedia 78 dosis. Aku bersyukur karena dengan sedikitnya orang yang mengantri maka kerumunan dapat dihindari. Lokasi vaksin di Puskesmas Madukara 2 ini tidak terlalu luas. Oleh karenanya, jika ada ratusan dosis yang akan diberikan maka kerumunan massa pun semakin parah. 

Berikut langkah-langkah untuk mendapatkan vaksin di Puskesmas.
  1. Calon penerima vaksin mengambil nomor antri dan kartu kendali pelayanan vaksinasi COVID-19.
  2. Selanjutnya, isi identitas yang mencakup nama sesuai KTP, NIK, tanggal lahir, nomor handphone, alamat, dan jenis vaksin yang akan diterima.
  3. Menunggu dipanggil ke meja pra-registrasi. Setelah dipanggil, formulir dan KTP diberikan.
  4. Calon penerima vaksin antri ke meja skrinning untuk dicek suhu dan tekanan darah.
  5. Setelah dipastikan suhu tidak lebih dari 37,5 ° C dan tekanan darah tidak lebih dari 140/90 mmHg, calon penerima vaksin pindah ke meja lain untuk observasi lanjutan. Petugas akan memberikan sejumlah pertanyaan seperti ada riwayat alergi atau tidak, mengidap penyakit autoimun atau tidak, dan sejumlah pertanyaan lain.
  6. Jika calon penerima vaksin dinyatakan lolos skrinning dan observasi, maka dapat melanjutkan ke tahap berikutnya yaitu pemberian vaksin.
  7. Kartu kendali selanjutnya diberikan ke petugas di meja vaksinasi. Peserta diminta untuk antri kembali.
  8. Setelah dipanggil, petugas akan memastikan kembali vaksin yang diminta dosis 1 atau 2 untuk menghindari kesalahan. Lalu, peserta menerima suntikan. 
  9. Selanjutnya penerima vaksin diminta untuk observasi selama 15 menit untuk melihat reaksi yang mungkin terjadi pasca vaksin sekaligus menunggu sertifikat vaksin diberikan.
  10. Petugas memberikan sertifikat vaksin sambil bertanya apakah ada reaksi yang dirasakan pasca vaksin. Penerima vaksin akan diberikan nasihat dan nomor narahubung yang dapat dihubungi jika terjadi reaksi berlebih. Selesai dan pulang.

Mungkin karena semua masih serba manual jadi peserta vaksin harus sabar dan mengantri beberapa kali. Bahkan untuk menunggu sertifikat diberikan bisa satu jam lebih. Kalau yang malas menunggu sebenarnya bisa langsung pulang karena toh nantinya sertifikat akan terbit di akun PeduliLindungi. Bagaimana efek samping vaksin Pfizer yang aku rasakan?


Efek Samping Vaksin Pfizer Dosis 1 dan 2 

Pengalaman Vaksin Pfizer
Lokasi Vaksinasi

Setiap jenis vaksin pasti memiliki efek samping, termasuk Pfizer. Efek samping berupa Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang disebabkan oleh vaksin Pfizer antara lain nyeri pada tempat suntikan, sakit kepala, sakit sendi, nyeri otot, demam, menggigil, mual, dan kelelahan. Efek samping lebih biasanya terjadi pasca vaksin dosis kedua.

Pasca vaksin pertama, aku dan adikku, Ririn, tidak mengalami efek samping berlebih kecuali tangan pegal. Dibawa tidur miring ke kiri tidak bisa karena sakit. Efek ini terjadi keesokan harinya. Namun, setelah mendapatkan vaksin dosis kedua, malam harinya kami langsung menggigil. Kaki rasanya pegal dan sakit semua. Aku sudah pakai baju dobel, pakai jaket, selimut, dan kaos kaki tetap kedinginan. Efek samping dosis kedua ini tangan justru tidak pegal sama sekali. Pegalnya pindah ke kaki. 😂

Keesokan harinya kami langsung minum paracetamol. Alhamdulillah aku minum satu tablet saja langsung sembuh. Berbeda dengan aku dan Ririn, Ibu yang sama-sama mendapatkan vaksin jenis Pfizer sudah merasakan KIPI cukup banyak sejak vaksin dosis 1. Mulai dari demam, mual, dan nyeri otot.

Efek pasca vaksinasi memang berbeda-beda tiap orang, ya. Tergantung kondisi tubuh dan reaksi imun kita. Setelah vaksin, sebaiknya jangan melakukan aktivitas berat. Perbanyak minum air putih, istirahat, dan minum obat bila perlu.

Itu tadi ceritaku mengenai pengalaman vaksin Pfizer di Puskesmas. Alhamdulillah sudah mendapatkan vaksin dua dosis. Tinggal menunggu booster bulan Mei 2022. Kalau kamu sudah vaksin berapa kali, Guys? Seperti apa efek sampingnya? Ceritakan di kolom komentar, yuk!

Untuk yang belum vaksin, segera vaksin, ya! Kita sama-sama ikhtiar untuk terhindar dari COVID-19 atau meminimalisir efek sampingnya jika memang, qodarullah, harus kena.

Posting Komentar

0 Komentar