Peninjauan PT Nandya Karya Perkasa ke PT Bimuda Karya Teknik
Source: YouTube Yayasan Dharma Bhakti Astra
"Sangat luar biasa dengan adanya YDBA. Saya background-nya bukan manufaktur, tapi usaha bisa berjalan dan berkembang seperti sekarang karena ada pelatihan dan pembinaan dari YDBA."
Suara Pak Tri Sukamto terdengar sangat antusias menceritakan 'hubungan romantis' antara PT Bimuda Karya Teknik dengan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) ketika saya hubungi via telepon WhatsApp. Bagi Pak Tri, YDBA merupakan pembina yang tulus dan sangat telaten dalam mendampingi perjalanannya sebagai wirausaha baru.
Pak Tri memulai karirnya dengan menjadi karyawan sebuah bank. "Dulu saya jadi karyawan perbankan selama 22 tahun (1996-2018). 11 tahun di Jakarta, 11 tahun di Tegal. Tapi awal kerja memang cita-cita saya jadi wirausaha", ucap Pak Tri.
Sebelum memutuskan untuk pensiun dini dari perusahaan perbankan, Pak Tri pernah mencoba jualan online tahun 2016-2017. Namun, karena perkembangan internet sangat pesat, pria lulusan Sarjana Ekonomi ini tidak mampu mengikuti algoritma platform jualan online yang terus berubah setiap waktu.
Posisi marketing di perusahaan sebelumnya dimaksimalkan oleh Pak Tri untuk melihat perkembangan bisnis di Kabupaten Tegal. "Sambil bekerja sebagai marketing bank saya juga lihat-lihat perkembangan bisnis dan usaha. Nasabah saya kebetulan kan juga teman-teman IKM (Industri Kecil Menengah). Saya pernah jualan online akhirnya tenggelam juga karena tidak bisa mengikuti. Saya pikir harus produksi nih, harus punya produk sendiri", terang Pak Tri.
Mengapa pada akhirnya Pak Tri memilih bidang manufaktur padahal tidak memiliki background manufaktur sama sekali?
"Nah, kebetulan di Tegal ada industri logam, setelah di pelajari kayanya cocok. Dengan modal yang tidak terlalu banyak sepertinya bisa. Saya tanya-tanya dengan pelaku industri", imbuhnya.
Pekerjaan Pak Tri sebagai marketing yang mengharuskan bertemu banyak orang membawa berkah baginya. Beliau banyak mengenal pelaku IKM logam, pemerintah, bahkan pada akhirnya bertemu dengan YDBA. "Saya sharing juga dengan YDBA, dengan pemerintah, ternyata bisa kolaborasi. Saya ada keyakinan sepertinya ini (usaha di bidang manufaktur) bisa untuk jangka panjang. Akhirnya cari mentor. Mentornya, ya, customer saya juga dulu di perbankan", ucap Pak Tri via telepon WhatsApp.
Tempat produksi PT Bimuda Karya Teknik
Source: Instagram @bimuda.prima
Pak Tri lalu mendirikan PT Bimuda Karya Teknik tahun 2018 yang bergerak di bidang manufaktur pembuatan komponen otomotif seperti bracket, nutspring, dan bumper. "Pembuatan (produksi) by order karena tiap bulan dari AHM dan Toyota memberikan purchase order", ucap Pak Tri dalam sebuah talkshow dengan Kantor Berita Radio (KBR).
PT Bimuda Karya Teknik mulai beroperasi dari lahan seluas 300 meter persegi milik Pemerintah Daerah Kabupaten Tegal dengan 4 mesin dan 5 orang karyawan. Berkat kolaborasi dengan YDBA dan pemerintah melalui Dinas Perindustrian Kabupaten Tegal serta Kementerian Perindustrian RI, PT Bimuda kini telah memiliki 15 mesin dan memberdayakan 55 orang karyawan.
Benahi Mentalitas dan Tidak Ngeyelan Jadi Kunci
Kontribusi Astra dalam membina UMKM melalui YDBA dimulai dari membenahi mentalitas para wirausaha. Dalam sesi talkshow bersama KBR pada Mei 2022, Ibu Ida R. M. Sigalingging selaku Sekretaris Pengurus YDBA periode tersebut mengungkapkan bahwa basic mentality atau mentalitas dasar yang dimiliki Astra ditanamkan ke UMKM agar mereka bisa survive dan tidak pantang menyerah. Hal tersebut dilakukan mengingat perjalanan membangun bisnis dari nol sampai sukses tentu banyak kerikil dan batu yang menghadang.
Source: Instagram @ydba_tegal
Mentalitas yang ditanamkan YDBA adalah semangat untuk berubah, karena orang yang berkeinginan untuk maju tidak bisa memakai kebiasaan lama. Selain itu harus berbela rasa untuk saling tolong-menolong dan mau berbagi, komitmen ingin maju, serta konsisten.
"Jadi UMKM harus tolong-menolong, harus punya mentalitas yang mau berbagi. Sehingga mereka bisa saling kuat, kalau sudah jago harus mau mengajarkan ke UMKM lain supaya multiplier effect-nya terasa", ucap Bu Ida.
Bagi Pak Tri Sukamto sebagai pemilik PT Bimuda Karya Teknik, menjadi UMKM yang naik kelas dan berkolaborasi dengan berbagai pihak kuncinya adalah tidak ngeyelan.
"Yang penting itu kalau usaha, apalagi saya sendiri sudah berhubungan dengan YDBA, dengan pemerintah daerah, dengan koperasi, yang penting nurut saja. Tidak ngeyelan gitu", ucap Pak Tri sambil tertawa.
"Kita nurut saja, ikuti training-nya yang ada di YDBA. Saya sendiri ikut, karyawan-karyawan (PT Bimuda) juga diikutkan. Istilahnya kisi-kisi (dari pelatihan dan pembinaan) sudah ada 60 persen, tinggal kita jalanin, nurut, tidak ngeyelan, insya Allah berhasil", imbuh Pak Tri.
Bangkit dari Pandemi Berkat Kolaborasi
Usaha tidak selalu berjalan sesuai rencana. Pada 2019 pesanan yang masuk ke PT Bimuda Karya Teknik terus bertambah. Pak Tri memutuskan untuk menambah jumlah mesin. Karyawan pada saat itu 25 orang. Lalu, pandemi datang menghantam.
Pesanan tidak ada yang masuk. Karyawan di rumahkan sebagian. Beruntung YDBA hadir di Tegal melalui Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB). "Kebetulan ada perwakilan YDBA yang di Tegal. Nah, kami selalu koordinasi apa yang akan dilakukan. Lalu, ada informasi yang masuk dari YDBA terkait pasar sehingga bisa menghubungkan ke beberapa konsumen."
Selain itu PT Bimuda juga bergabung dengan Koperasi Tegal Manufaktur Indonesia (TMI). Pada saat pandemi anggotanya yaitu para UMKM berkolaborasi saling membantu UMKM lain yang tidak memiliki pesanan. Sehingga mereka dapat bangkit bersama.
Berikan Kail, Bukan Ikan
Yayasan Dharma Bhakti Astra dalam upaya meningkatkan ekonomi UMKM memegang filosofi berikan kail, bukan ikan. Mengapa? Apabila diberi ikan, UMKM cenderung akan ketergantungan dan selalu meminta. Begitu ikan habis dimakan, UMKM akan minta lagi. Maka dari itu, YDBA memberikan kailnya atau kemampuan serta keahlian agar mereka bisa mencari ikannya sendiri dan mampu meningkatkan kapabilitas sehingga dapat menjadi bisnis yang mandiri.
Dalam proses pembinaan yang dilakukan, YDBA membagi 4 level UMKM yaitu:
- Level pemula, fokus pendampingan ada di peningkatan kualitas atau QCD;
- Level madya, fokus peningkatan kompetensi dan kapabilitas;
- Level pra mandiri, fokus pada operational excellence atau melaksanakan strategi bisnis yang konsisten dengan biaya operasional lebih rendah namun pendapatan lebih tinggi;
- Level mandiri.
Agar sampai pada level mandiri, UMKM membutuhkan waktu sekitar 3-3,5 tahun pembinaan serta melewati proses Asesmen Kemandirian UMKM. Tiga hal yang perlu dipegang teguh agar UMKM dapat mandiri adalah mentalitas, komitmen, dan konsisten. Sama halnya dengan yang dilakukan Pak Tri Sukamto bersama PT Bimuda Karya Teknik. Berkat kegigihan dan komitmen beliau, pria berusia 48 tahun ini dapat membawa perusahaannya tumbuh bersama YDBA menjadi UMKM yang mandiri.
PT Bimuda Karya Teknik mengikuti pendampingan QCC
Source: Instagram @ydba_tegal
"Saya tidak ada background manufaktur, masuk ke industri ini harus memikirkan dari hulu ke hilir. Ada pendampingan dari YDBA jadi lebih mengerti. Produksi tidak asal, 5R dan SOP dibenahi", ucap Pak Tri pada sesi talkshow bersama YDBA di GIIAS 2024.
"Quality harus sesuai permintaan, cost-nya harus kompetitif, delivery-nya harus tepat. Nah ini kami belajarnya dengan YDBA", tambahnya.
Saat ini PT Bimuda Karya Teknik melakukan pengiriman 2-3 kali dalam seminggu kepada pelanggan. Cost dari perusahaan yang berada di kawasan Lingkungan Usaha Kecil (LIK) ini cenderung lebih kompetitif dibanding perusahaan di daerah Karawang dan sekitarnya karena UMK Tegal memang lebih rendah.
PT Bimuda Karya Teknik adalah tier 2 dan menjadi pemasok berbagai komponen otomotif baik roda 2 maupun 4 ke perusahaan PT Metindo Erasakti, PT Nusahadi Citraharmonis, PT Nandya Karya Perkasa, PT Dharma Polimetal, dan PT FSCM Mfg Indonesia. Selain itu, mulai tahun 2022 PT Bimuda Karya Teknik juga dipercaya untuk menjadi salah satu pemasok komponen produk hybrid.
Jangkauan pasar yang berhasil diraih oleh perusahaan Pak Tri Sukamto sekali lagi tidak lepas dari peran YDBA dalam memberikan kail. Yayasan yang berdiri pada Mei 1980 ini memfasilitasi akses pasar PT Bimuda Karya Teknik melalui berbagai pameran, mencarikan offtaker, bahkan ayah angkat.
PT Bimuda memiliki ayah angkat yaitu PT Nandya Karya Perkasa. Ayah angkat ini memberikan pelatihan dan pendampingan secara intensif untuk meningkatkan standar quality, cost, dan delivery PT Bimuda. Selain itu, ayah angkat juga berperan sebagai pihak yang menyerap produk UMKM binaannya ketika kualitasnya telah sesuai standar. Oleh sebab itu, saat ini PT Bimuda rutin memasok barang ke PT Nandya.
Sebelum menjadi perusahaan yang besar, PT Nandya Karya Perkasa juga menjadi binaan YDBA dan mengikuti berbagai pelatihan seperti 5R, konsep QCD, produksi, manajemen keuangan, dan lain-lain. Inilah mentalitas yang ditanamkan YDBA kepada UMKM binaan sejak awal. Harus saling tolong-menolong dan mau berbagi.
Pak Agung sebagai fasilitator LPB Tegal melalui pesan WhatsApp menyampaikan bahwa PT Bimuda Karya Teknik bisa menjadi UMKM mandiri berkat komitmen dan konsistensi serta terbuka terhadap ilmu baru.
"PT Bimuda mempunyai komitmen untuk berkembang, terbuka dengan hal-hal baru, serta konsisten dalam menerapkan dan mengikuti program-program pembinaan. Melalui berbagai program tersebut kesempatan dan pengetahuan baru dapat diperoleh", ucap beliau.
Source: Instagram @ydba_astra
Komitmen yang dijalankan Pak Tri Sukamto dkk. juga berhasil mengantarkan mereka meraih berbagai penghargaan antara lain Juara 1 UMKM Manufaktur B dengan 5R Terbaik YDBA Awards 2023, Juara 2 Kompetisi QCC YDBA Manufaktur B 2023, Juara 2 Kategori Umum Indonesia Marketing Association (IMA) UMKM Award 2023, Juara 2 UMKM Manufaktur Kategori A dengan 5R terbaik YDBA Awards 2024, dan berhasil meraih penghargaan Platinum pada ajang kompetisi Bina Mitra UMKM Award 2024 yang digelar oleh Corporate Forum for CSR Development (CFCD).
Pohon Rindang Bagi UMKM Bernama YDBA
Pendiri Astra Bapak William Soeryadjaya menghendaki agar Astra dapat menjadi perusahaan nasional yang terdepan serta memberikan kontribusi bagi bangsa. Beliau ingin bukan hanya Astra yang maju, tapi masyarakat di sekitar perusahaan juga turut sejahtera sesuai dengan visi Astra yaitu Sejahtera Bersama Bangsa.
Lalu, pada tahun 1980 beliau mendirikan Yayasan Dharma Bhakti Astra yang fokus membina UMKM. Mengapa UMKM? Karena sektor tersebut memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap PDB Indonesia, sehingga Astra merasa perlu membantu. Tahun 2023 UMKM memberikan kontribusi terhadap PDB hingga 61 persen.
Sebaran Cabang YDBA
Source: YouTube Yayasan Dharma Bhakti Astra
Bapak William menginginkan Astra dapat menjadi pohon yang rindang di mana banyak orang yang bernaung di bawahnya. 44 tahun menjadi mitra terpercaya bagi UMKM, YDBA telah memberikan pembinaan kepada 13.082 UMKM, melibatkan 74.146 tenaga kerja, mengantarkan 262 UMKM menjadi mandiri, dan menaikkan kelas 1.013 UMKM di Indonesia. Saat ini YDBA telah memiliki 16 cabang di 10 provinsi dan #SiapBeraksiUntukNegeri.
Kemitraan menjadi tumpuan YDBA dalam mewujudnya visinya yaitu menjadi institusi terbaik di bidang pembinaan dan pengembangan UMKM di Indonesia. YDBA bermitra dengan pemerintah, media, komunitas UMKM, akademisi, dan pengusaha.
YDBA memiliki beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh UMKM untuk dapat menjadi binaannya, yaitu:
- UMKM harus punya produk yang ingin dikembangkan. YDBA tidak membina usaha yang hanya trader/pedagang.
- Minimal usaha sudah satu tahun berjalan. Kenapa? Karena kalau belum satu tahun biasanya masih bingung. Belum tahu mau bagaimana dan belum tahu kekuatan serta kelemahan.
- Mempunyai izin usaha minimal perorangan.
- Bergerak di antara 4 bidang usaha yaitu manufaktur, bengkel, kerajinan/kuliner, atau pertanian/perikanan.
- Sudah mengikuti pelatihan YDBA minimal satu kali. Karena YDBA ingin melihat komitmen dan kesungguhan apakah betul-betul ingin dibina.
UMKM yang sudah berada pada level mandiri tidak lantas ditinggal begitu saja oleh YDBA. Pembinaan masih terus dilakukan namun lebih ke arah produksi yang efisien serta perluasan pasar. Hal ini diungkapkan oleh Pak Agung dari LPB Tegal melalui pesan WhatsApp.
"Saat ini PT Bimuda Karya Teknik sudah berada pada level mandiri. Pembinaan yang kami lakukan lebih ke supporting perbaikan berkelanjutan melalui pelatihan dan pendampingan Quality Control Circle (QCC), benchmark untuk pengembangan akses pasar, dan pengembangan SDM yang ada pada internal perusahaan PT Bimuda", papar Pak Agung.
Keberhasilan YDBA dalam memberikan kail bukan ikan ke PT Bimuda Karya Teknik sehingga bisa menjadi perusahaan mandiri adalah obat lelah terbaik, sekaligus motivasi bagi Astra melalui YDBA untuk terus menjadi pohon yang rindang dan sejahtera bersama bangsa.
10 Komentar
setuju banget mba, kalau mau ngebantu orang tuh mending kailnya ya, di kasih ilmu jadi bisa di terapkan di lapangan kerja nyata, keren ih YDBA
BalasHapusSaya pun memiliki prinsip kalau mau bantuan kasih tahu orang terdekat lali buat pembicaraan si telepon gelapnya pancingan nya, jangan memberikan ikannya!
BalasHapusUntuk jangka panjang memang paling pas memberikan kain. Karena mendorong mereka jadi mau berusaha. Tentunya tidak sekadar memberi kail, Tetapi, juga dibimbing sehingga programnya sukses
BalasHapuspelaku usaha jadi bisa naik kelas dengan adanya YDBA ini, karena dapat mengasah skill dan terus belajar.
BalasHapusKagum banget sama Yayasan Dharma Bhakti Astra atau YDBA.
BalasHapusKarena benar-benar programnya matang dan bisa dipertanggungjawabkan agar menjadi UMKM yang terus bertumbuh hingga mengayomi banyak orang, terutama warga di sekitarnya.
UMKM memang harus terus dibina ya baik yang baru setahunan memulai atau yang sudah lebih maju, karena di kondisi sekarang ini makin banyak tantangan bagi UMKM untuk bisa survived. Jika makin banyak UMKM yang berkembang di Indonesia, semoga makin banyak menyerap tenaga kerja dan bisa meningkatkan kesejahteraan pegawai dan pemiliknya.
BalasHapusbener banget, cara membantu orang jangan langsung kasih ikannya tapi kailnya. agar mereka bisa kreatif dan berusaha untuk dapatkan ikannya.Yayasan Dharma Bhakti Astra keren.
BalasHapusSetuju ya, kalau ikan mau berapa ton pun akan habis dimakan atau basi karena kekenyangan heheh. Klo kail kapan saja bisa ada jika mau dan butuh, tapi ya harus kerja keras dan hidup memang harus kerja keras dan kreatif
BalasHapusProgram-program seperti ini betul-betul membantu memajukan UMKM dan memberikan peluang untuk bisa membesarkan bisnis yang akan memberikan dampak baik juga bagi perekenomian secara meluas. Pembinaan yang berhasil membuat UMKM semakin maju dan mandiri.
BalasHapusUMKM jadi berkembang yaaa bila mendapatkan support seperti ini. Melalui YDBA, Astra mengajak banyak UMKM untuk naik kelas, bisa mandiri di kemudian hari untuk menjalankan bisnis yang lebih berkembang dari sebelumnya.
BalasHapus