Apical Group Berdayakan Masyarakat Melalui Apical2030

Apical Group
Foto: Apical Group diedit oleh Sovi Nur Wakhidah

Minyak nabati dapat dengan mudah dijumpai hampir di seluruh aspek kehidupan manusia. Minyak yang terbuat dari ekstrak tumbuhan atau sayuran ini penggunaannya dapat ditemukan dalam berbagai produk seperti makanan, kosmetik, perawatan tubuh, hingga produk rumah tangga. Wajar jika permintaan minyak nabati meningkat setiap tahunnya. Minyak kelapa sawit, adalah salah satu jenis minyak nabati yang diproduksi di Indonesia.

Indonesia menjadi negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia. Menurut data Badan Pusat Statistik, produksi minyak sawit (CPO) pada 2021 mencapai 45,1 ton dengan luas areal lahan sebesar 14,62 juta hektar. Sementara itu, provinsi yang menghasilkan produksi minyak sawit terbesar tahun 2021 adalah Provinsi Riau dengan jumlah 8,96 juta ton atau sekitar 19,55 persen dari total produksi Indonesia. Tak heran jika komoditas hasil perkebunan ini memiliki peran yang strategis dalam perekonomian Indonesia.

Statistik Sawit Indonesia
Infografis dibuat oleh Badan Pusat Statistik

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, pada kesempatan 18th Indonesian Palm Oil Conference and 2023 Price Outlook (IPOC 2022) tanggal 3-4 November 2022 di Bali menyampaikan, kontribusi industri sawit mencapai 13,50 persen terhadap ekspor non migas. Industri ini juga menyumbang 3,50 persen terhadap total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Terlepas dari kontribusinya terhadap perekonomian nasional, minyak sawit yang diproduksi secara tidak keberlanjutan dapat membuat dampak negatif terhadap lingkungan dan hak asasi manusia. Contoh dari tidak keberlanjutan adalah pembakaran hutan untuk menanam pohon kelapa sawit sehingga berdampak pada hilangnya habitat satwa liar dan mengganggu masyarakat setempat. 

Minyak sawit/nabati berkelanjutan adalah solusi agar perekonomian nasional tetap tumbuh dengan baik namun tidak mencederai lingkungan sekitar. Menurut Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), minyak sawit berkelanjutan ini telah dibudidayakan, diproses, didistribusikan, dan dijual secara bertanggung jawab dengan aturan ketat yang melindungi hewan, lingkungan, dan orang-orang yang tinggal dan bekerja di negara-negara penghasil kelapa sawit.

Salah satu perusahaan penghasil minyak nabati berkelanjutan adalah Apical Group. Lalu seperti apa bisnis yang dijalankan oleh Apical? Simak informasinya di bawah ini, yuk!


Apical Group, Perusahaan Pengolah Minyak Kelapa Sawit Global Terkemuka 

Apical Group
Apical Group merupakan produsen, pengolah, dan eksportir minyak sawit global yang tergabung sejak tahun 2006. Perusahaan yang berkantor pusat di Singapura ini mengelola bisnis hilir produksi minyak sawit dari sumber minyak sawit mentah (CPO) dan minyak inti sawit mentah (CPKO), penyulingan minyak nabati, pengolahan inti sawit, pembuatan produk konsumen, lemak fungsional, oleokimia, dan biodiesel. Produk yang dihasilkan oleh Apical dijual ke berbagai wilayah di Asia, Amerika, Eropa, Afrika, dan Australia yang mencakup lebih dari 30 negara.

Perusahaan yang memiliki karyawan lebih dari 2.000 orang ini membangun bisnisnya di atas jaringan sumber yang luas di Indonesia dengan aset kilang terintegrasi pada lokasi-lokasi strategis. Pabrik operasional Apical tidak hanya berlokasi di Indonesia saja. Ada pabrik yang beroperasi di Cina dan Spanyol. Pabrik milik Apical Group terdiri dari 6 kilang, 4 pabrik biodiesel, 4 pabrik kimia oleo, dan 2 pabrik penghancur kernel. Di Indonesia, pabrik Apical ada di Jakarta (PT Asianagro Agungjaya Marunda); di Kabupaten Asahan (PT Asianagro Agungjaya Tanjung Balai); di Dumai (PT Sari Dumai Sejati dan PT Sari Dumai Oleo); di Kutai (PT Kutai Refinery Nusantara); dan di Padang (PT Padang Raya Cakrawala). 

Pada tahun 2019, tiga dari pabrik milik Apical telah bersertifikasi RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil). Sebagai perusahaan bersertifikat RSPO dan berkomitmen untuk transparansi dalam operasi bisnisnya, Apical rutin melaporkan upaya keberlanjutan melalui RSPO Annual Communications of Progress (ACOP) sejak tahun 2014. Sampai Desember 2020, lima pabrik Apical juga telah mengantongi ISCC (International Sustainability and Carbon Certification) yang merupakan salah satu sistem sertifikasi terkemuka untuk keberlanjutan dan emisi gas rumah kaca.

Selain dua sertifikat di atas, Apical juga mendukung ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) yang diluncurkan oleh Kementerian Pertanian Indonesia pada tahun 2011 untuk menciptakan standar nasional tunggal pada praktik berkelanjutan di sektor kelapa sawit.

Apical menyadari pentingnya kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan. Oleh karenanya, visi Apical adalah menjadi pemimpin terpadu pengolah minyak nabati berkelanjutan dan produk hilir bernilai tambah. Untuk itu, pada 25 Februari 2022, Apical Group meluncurkan Apical2023, sebuah inisiatif keberlanjutan yang strategis.

Lalu, bagaimana Apical memberdayakan masyarakat melalui penggunaan minyak nabati yang berkelanjutan? Seperti apa bentuk komitmen Apical2030?


Komitmen Apical dalam Memberdayakan Masyarakat Melalui Apical2030

Apical Group

Apical sebagai perusahaan minyak nabati berkelanjutan terus berkomitmen untuk membangun rantai pasokan yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab, serta mampu mengatasi tantangan lingkungan, sosial, dan tata kelola saat ini. Filosofi bisnis Apical Group adalah melakukan yang baik untuk community, country, climate, customer, and company (5C). 

Apical selalu berusaha untuk memastikan praktik berkelanjutan pada usahanya diterapkan dalam setiap rantai nilai produksi minyak sawit mulai dari budidaya, pemrosesan, pengiriman, hingga pengguna akhir. Lalu timbul pertanyaan, bagaimana cara Apical memberdayakan masyarakat melalui penggunaan minyak nabati yang berkelanjutan?

Apical telah mengeluarkan berbagai inisiatif program untuk memberdayakan masyarakat melalui penggunaan minyak nabati yang berkelanjutan seperti di bawah ini.
  1. Kepatuhan terhadap kebijakan Tanpa Deforestasi, Tanpa Gambut, dan Tanpa Eksploitasi (NDPE). Komitmen NDPE mencakup beberapa hal antara lain Persetujuan atas Dasar Informasi Awal tanpa Paksaan atau Free Prior and Informed Consent (FPIC) bagi masyarakat adat dan masyarakat lokal lainnya; nol pembakaran; pencegahan kondisi kerja buruk; dan pelestarian areal Nilai Konservasi Tinggi (NKT/HCV), areal Stok Karbon Tinggi (SKT/HCS) dan lahan gambut;
  2. Traceability Outreach Program (TOP) untuk memberikan solusi ketertelusuran yang disederhanakan untuk para pemasok; 
  3. Program Smallholder Inclusion for Better Livelihood & Empowerment (SMILE) untuk membantu petani swadaya di Indonesia meningkatkan hasil panen mereka, memperoleh sertifikasi internasional, dan mendapatkan premi penjualan; 
  4. Sustainability Assurance & Innovation Alliance (SUSTAIN), solusi blockchain aliansi minyak sawit yang dibentuk untuk meningkatkan ketertelusuran ke area produksi minyak sawit dan mempercepat penerapan kebijakan NDPE di seluruh rantai pasokan yang kompleks; dan
  5. Inklusi serta sertifikasi untuk petani kecil.

Selain 5 program yang telah dijalankan di atas, pada Februari 2022 Apical Group juga meluncurkan Apical2030 untuk mempercepat komitmen keberlanjutan perusahaan. Fokus mereka adalah untuk menciptakan dampak sosial, lingkungan, dan bisnis yang positif melalui empat pilar strategis berikut.
  1. Kemitraan Transformatif. Tujuan pilar ini adalah berkolaborasi dengan pemangku kepentingan di sepanjang rantai pasokan untuk memecut perubahan positif terkait kepatuhan pada kebijakan NDPE, ketertelusuran, dan konservasi. Ada empat target yang dipatok pada pilar ini yaitu kolaborasi dengan pemasok untuk mencapai 100% rantai pasokan yang sesuai dengan kebijakan NDPE; melibatkan 100% pemasok untuk verifikasi ketertelusuran yang independen pada tahun 2025; berkolaborasi dengan pemasok untuk mendorong penggunaan energi bersih melalui 20 pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBG); dan bermitra dengan pemasok untuk melestarikan hutan serta lahan gambut seluas 150.000 ha di dalam lanskap area Apical pada tahun 2030.
  2. Aksi Iklim. Pilar ini bertujuan untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya. Terdiri dari dua target yaitu mengurangi 50% intensitas emisi gas rumah kaca (GRK) dalam produksi perusahaan pada tahun 2030 dan mencapai netral karbon pada tahun 2050.
  3. Inovasi Hijau. Pilar yang memiliki tujuan untuk memanfaatkan inovasi guna mencapai operasi yang semakin berkelanjutan. Dua target pilar ini adalah 38% dari total penggunaan energi berasal dari sumber energi terbarukan dan bersih serta meningkatkan intensitas penggunaan air hingga 30% melalui solusi sirkular.
  4. Kemajuan Inklusif. Tujuannya untuk memberdayakan masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan melalui inisiatif yang disesuaikan. Dua targetnya adalah mendukung masyarakat melalui 30 Desa Berkelanjutan atau Sustainable Living Villages (SLV) pada tahun 2030 dan mendukung 5.000 petani swadaya untuk mencapai sertifikasi pada tahun 2030.

Untuk mewujudkan empat pilar Apical2030 di atas, tentu dibutuhkan komitmen dari semua pihak. Perusahaan kelapa sawit, para mitra, petani, dan LSM harus sama-sama berupaya untuk membangun rantai pasokan dan industri yang lebih berkelanjutan.

Oh iya, sebagai individu, kita juga dapat mendukung penggunaan minyak nabati berkelanjutan, loh. Caranya yaitu gunakan atau konsumsi makanan dengan merek dagang yang telah memperhatikan sustainability dalam bisnisnya. Dengan demikian, kita dapat turut serta berkontribusi terhadap pembangunan yang berkelanjutan. 


***

Referensi tulisan:

Apical Group. 2021. Sustainability Report 2021, Delivering Impact Beyond Complience

Badan Pusat Statistik. 2021. Statistik Kelapa Sawit Indonesia 2021

https://www.apicalgroup.com/id/

https://www.apicalgroup.com/wp-content/uploads/2022/02/apical-tingkatkan-komitmen-keberlanjutan-melalui-apical2030.pdf

https://ditjenbun.pertanian.go.id/kontribusi-minyak-kelapa-sawit-indonesia-mengatasi-krisis-pangan-global/#:~:text=%E2%80%9CIndustri%20sawit%20masih%20tetap%20menjadi,Indonesia.%E2%80%9D%20kata%20Menteri%20Pertanian.

https://rspo.org/id/mengapa-minyak-sawit-berkelanjutan/

https://econusantara.org/id/memahami-komitmen-ndpe/

Posting Komentar

12 Komentar

  1. wah saya baru tahu nih ttg minyak nabati yg satu ini. terima kasih sharing infonya ya mba.. mau ngulik.lebih jauh lagi ah sblm.mencobanya..

    BalasHapus
  2. aku baru tau tentang minyak nabati berkelanjutan, thanks for sharing ya mba, ternyata emang perlu lebih cermat lagi dalam mengkonsumsi sesuatu ya mba

    BalasHapus
  3. Nggak hanya melakukan 5 program untuk masyarakat dengan berbagai kebijakan keberlanjutan, tapi juga menyiapkan 4 pilar yang fokus pada dampak sosial, lingkungan dan bisnis yang positif. Jadi peran kita dengan menggunakan atau memilih produk dari merk dagang yang sustainability ya.

    BalasHapus
  4. Keren apical yang mengusunga tanpa deforestasi. Sehingga dapat menjadi inspirasi agar tetap menjaga bumi dan menggunakan produk ramah lingkungan

    BalasHapus
  5. Semoga makin banyak masyarakat yang sadar untuk memilih produk-produk yang telah dihasilkan melalui proses yang mendukung sustainability. Edukasi terkait produsen mana saja yang sudah menerapkannya perlu diperbanyak nih.

    BalasHapus
  6. Saya ingat dulu sewaktu tinggal di Riau, memang sering sekali melihat kebun sawit. Setuju ... perusahaan kelapa sawit, para mitra, petani, dan LSM harus sama-sama berupaya untuk membangun rantai pasokan dan industri yang lebih berkelanjutan. Semoga terlaksana dan menjadikan masyarakat kita lebih sejahtera.

    BalasHapus
  7. Aaahh, ic setelah baca tulisan ini... kita juga mesti jeli sebetulnya ya dgn merek minyak-minyak yang beredar di pasaran. Mana yg mendukung sustainability, mana yg sekadar eksplorasi. Good writing :)

    BalasHapus
  8. kalau sudah rspo ini tentu bagus ya.. sebaiknya juga rspo ini tercantum juga dalam label kemasan minyak goreng yang kita beli karena banyak banget masyarakat yang juga concern dengan keberlanjutan lingkungan

    BalasHapus
  9. Wah bagus niiihhh perusahaannya menjaga keseimbangan alam ya, gak pakai tebang2 gak pakai nyentuh2 lahan gambut. Melakukan banyak aksi juga yang bisa membanu menstabilkan iklim.
    Kudu dicari nih produk2 Apical supaya kita juga dukung usahanya memelihara lingkungan ya.

    BalasHapus
  10. Kebijakan yang baik terkait pelestarian alam dari Apical Group ini aku dukung banget.
    Semoga ke depannya banyak usaha yang tetap mempertahankan lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya.

    BalasHapus
  11. Minyak nabati jadi ingat minyak mahal. Kalau bisa menjaga ekosistem alam tanpa merusak alam itu bagus banget

    BalasHapus
  12. bagus memang ya kebijakan seperti ini. Dengan arah yang jelas, jadi banyak yang bisa terbantu ya

    BalasHapus
Emoji
(y)
:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)