Pemenang APA 2022 Kategori Umum
Tulisan pertama pada tahun 2023 ingin sekali aku dedikasikan untuk sebuah momen istimewa. Ya, cerita tentang Anugerah Pewarta Astra (APA) 2022. Rasanya masih seperti mimpi, aku berdiri di atas panggung menjadi salah satu penerima apresiasi. Sungguh bahagia bisa hadir di Menara Astra dan menyaksikan showcase karya para finalis yang luar biasa.
Aku tahu Anugerah Pewarta Astra sejak 2021, yang artinya saat itu aku baru memulai untuk fokus menjadi narablog. Tentu belum ada nyali ku untuk mengikuti ajang bergengsi sebesar APA. Saat blog walking ke tulisan teman-teman blogger senior yang mengikuti APA 2021 hatiku sangat tersentuh. Membaca cerita Mbak Indah Riadiani tentang perjuangan Ai Nurhidayat bersama Sekolah Multikultural menginspirasi aku untuk berbuat hal-hal baik meski kecil. Narasi yang Mbak Indah tulis menjadi salah satu pelecut aku untuk menuliskan kebaikan seseorang yang aku tahu sejak 2016 yaitu Mbak Triana Rahmawati.
Bagaimana Aku Mengenal Mbak Tria?
Aku dan Mbak Tria di Kick Andy 2016
Aku dan Mbak Tria bertemu di acara Kick Andy pada 2016. Saat itu aku nonton langsung Kick Andy di studio dan Mbak Tria menjadi salah satu bintang tamu yang diundang karena kegiatan sosialnya bersama Griya Schizofren di Kota Surakarta. Kami pun foto bersama meski tidak sempat berbincang.
Pada tahun yang sama, aku mengenal sebuah organisasi nasional Forum Indonesia Muda (FIM). Setelah ditelusuri, ternyata Mbak Tria adalah salah satu alumni FIM. Tahun 2018 aku bergabung dengan FIM dan mengikuti Pelatihan Wilayah di Solo. Menariknya, Mbak Tria menjadi salah satu pemateri saat itu. Pertemuan kedua aku dan Mbak Tria masih dengan kesan yang sama. Mbak Tria adalah sosok periang, semangat, dan selalu memikirkan orang lain. Jiwa sosialnya memang dabest.
Mbak Tria sering membagikan kegiatan sosial bersama Griya Schizofren di akun Instagramnya. Dalam setiap postingan tentang Griya Schizofren, beliau selalu berusaha menyelipkan kampanye bahwa Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) adalah sama dengan kita. Manusia yang seharusnya dimanusiakan juga. Maka, aku pun tergerak untuk turut serta menuliskan cerita Mbak Tria yang semoga bisa menjadi sarana edukasi.
Menuliskan Kebaikan Griya Schizofren
Showcase Karya Peserta di Galeri Menara Astra
Akhir November 2022 aku DM Mbak Tria di Instagram dan menyampaikan rencanaku untuk mengikuti APA 2022 dan menceritakan kisah Mbak Tria bersama Griya Schizofren yang berhasil mendapat apresiasi SATU Indonesia Awards Tahun 2017. Rencananya aku mau ngobrol sama Mbak Tria di Solo tanggal 20-an Desember. Tapi beliau ternyata ada acara di Jakarta sama akhir bulan tersebut. Akhirnya memutuskan untuk ngobrol via WhatsApp dan Instagram. Tidak sampai di situ, aku juga nonton semua tayangan di YouTube tentang Griya Schizofren, kepoin setiap postingan Mbak Tria di Instagram setidaknya 5 tahun terakhir, dan juga mencari referensi di Instagram @givo.id dan @griyaschizofren. Setiap detail cerita aku baca agar tidak ada yang terlewat.
Lumayan menguras tenaga karena memang tidak bisa intens wawancara dengan Mbak Tria yang sedang sibuk menjadi salah satu pemateri kegiatan di Jakarta. Maka solusinya, ya, memang harus kepo di segala postingan media sosial tentang Mbak Tria dan Griya Schizofren. Setelah selesai menuliskan ceritanya, aku izin ke Mbak Tria untuk menggunakan beberapa dokumentasi kegiatan Griya Schizofren untuk mendukung artikel di blog. Aku juga bertanya apakah wajah para ODMK ini boleh ditampilkan, karena takut melanggar etika. Dan ternyata memang tidak boleh diekspose.
Sebelum artikelnya aku kirim ke panitia, aku mengirimnya terlebih dahulu ke Mbak Tria karena takut ada kalimat yang kurang berkenan. Tapi sekali lagi, karena Mbak Tria super sibuk, jadi chat ku tidak direspon. Sampai akhirnya aku kirim saja artikelnya pada hari terakhir penutupan lomba yaitu 31 Desember 2022.
Di Balik Layar Awarding Anugerah Pewarta Astra 2022
Finalis LFA dan APA 2022
Sejak awal pihak Astra sudah menyampaikan bahwa pengumuman pemenang Lomba Foto Astra dan Anugerah Pewarta Astra 2022 akan diumumkan pada bulan Februari 2023. Hanya saja tidak disampaikan tanggal pastinya. Lalu pada 19 Februari 2023 siang hari aku cek handphone ternyata ada email masuk dari M. Ramadhani dari Ayofoto dengan subjek [Anugerah Pewarta Astra 2022] Kandidat/Nominasi Pemenang Anugerah Pewarta Astra 2022 Kategori Umum. Bacanya sambil gemetaran loh asli. Padahal baru nominasi tapi rasanya amat senang. Di dalam email tersebut aku diminta untuk mengirimkan beberapa berkas seperti soft copy surat pernyataan yang ditanda tangani di atas materai Rp10.000, scan KTP, scan NPWP, serta mengirimkan alamat pengiriman hadiah.
Sempat ragu itu email pemberitahuan resmi atau penipuan karena aku tidak tahu jika Ayofoto menjadi partner Astra dalam LFA dan APA 2022. Maklum, ini pertama kalinya aku ikut Anugerah Pewarta Astra jadi belum tahu biasanya pengumuman pemenang seperti apa. Aku sampai kepoin akun instagram @ayofotoofficial untuk memastikan ini bukan penipuan. Karena diminta kirim scan KTP kan takut, ya, hahaha. Aku terima email tanggal 19 Februari 2023 dan berkas soft copy harus dikirim hari itu juga. Padahal di rumah sedang hectic karena ada pesanan 200 dus snack box dan baru selesai menjelang maghrib. Rasanya ingin membelah diri saja untuk mengurus semuanya wkwk. Cari tempat nge-print habis maghrib sudah tutup semua, untung ingat kalau saudara ada yang punya printer. Alhamdulillah.
Berkas surat pertanyaan juga dikirim dalam bentuk hardcopy dan paling lambat 22 Februari 2023 harus sudah diterima di Jakarta. Wah, buru-buru besok paginya langsung ke kantor pos dan bersyukur berkasnya bisa sampai pada 22 Februari sore. For your information, surat pernyataannya itu berjudul "Surat Pernyataan Pemenang Anugerah Pewarta Astra 2022". Terus aku jadi overthinking, kan katanya baru nominasi tapi disuruh ngirim surat pernyataan pemenang di atas materai. Hmmm, tapi jangan kepedean dulu lah. Pemenang kan ada pemenang harapan dan favorit juga. Pikir ku begitu.
Karena penasaran banget, akhirnya aku browsing barangkali ada cerita pengalaman awarding para pemenang sebelumnya yang di tulis di blog mereka. Ternyata ada. Katanya, kalau di undang ke Jakarta untuk mengikuti awarding sudah pasti juara 1, 2, atau 3. Lalu, tanggal 21 Februari 2023 aku dapat WhatsApp dari Kak Rama Ayofoto yang email aku tempo hari dan menyampaikan kalau aku diundang ke Jakarta untuk menghadiri awarding tanggal 28 Februari 2023. Nah loh, bawaannya sudah mau sujud syukur saja. Eits, tapi bentar dulu, pas tanya ke Kak Rama, katanya ada 21 finalis yang diundang. Harusnya kalau 3 besar total ada 12 finalis saja untuk seluruh kategori. Makin overthinking ya Bestie ini bakal juara berapa. 😂
Aku ditanya Kak Rama mau berangkat ke Jakarta naik pesawat atau kereta. Aku jawab adanya kereta. Ya memang benar. Kalau dari Banjarnegara paling enak naik kereta. Itupun harus ke Stasiun Purwokerto dulu sih. Terus aku dikasih jadwal keberangkatan dan kepulangan sekalian tiket keretanya dikirim. Katanya nanti pas sampai Stasiun Gambir ada yang jemput. Pukul 15.15 WIB tiba di Gambir, sampai 16.40 WIB belum ada yang jemput juga. Ternyata tidak jadi dijemput wkwk. Untung meskipun perempuan sendirian sudah terbiasa di Jakarta 3,5 tahun jadi tidak bingung.
Akhirnya ke hotel naik ojek online. Sampai hotel check in dan rebahan. Nunggu siapa tahu ada teman sekamar karena kasurnya ada 2. Sampai besok siangnya mau berangkat kok masih sendirian saja di kamar. Pas di luar hotel menuju Menara Astra aku ketemu teman-teman finalis lain yang menginap. Ternyata 7 orang lain laki-laki semua. Memang cuma aku perempuan sendiri. Ya pantas di kamar sendirian haha.
Sampai di Menara Astra baru ngobrol dan kenalan sama finalis lain. Aku tanya ke Mas Ugi dari Jember "Yang diundang ada berapa orang, sih, Mas?"
"12 orang kan", kata Mas Ugi.
"Oh, jadi ini kita semua sudah pasti dapat motor?" tanyaku lagi sambil cengengesan.
"Iya, cuma tinggal nentuin juara 1, 2, atau 3", jawabnya.
Waaaa alhamdulillah. Rasanya sudah bahagia sekali loh ini. Seperti mimpi.
Sebelum awarding di mulai, kami jalan-jalan dulu melihat showcase para finalis. Ada beberapa nama yang familier di sana yang sudah langganan juara kompetisi blog. Melihat karya sendiri terpajang rasanya haru dan juga bangga. Aku yang awalnya tidak percaya diri untuk mengikuti kompetisi Anugerah Pewarta Astra ternyata karyanya bisa dibaca banyak orang. Aku juga membaca beberapa karya yang sangat inspiratif dan melihat hasil foto dari para fotografer profesional. Yang pastinya, semua keren dan luar biasa.
Aku sempat ngobrol dan kenalan dengan Mas Imam, juara 1 Anugerah Pewarta Astra 2022 Kategori Wartawan. Beliau ternyata dari Solo dan kakak tingkatnya Mbak Tria waktu kuliah. Dunia memang selebar daun kelor, ya, Guys. 😄
Singkat cerita, saat pengumuman awarding, aku tidak deg-degan. Karena sudah tahu pasti antara juara 1, 2, atau 3. Aku duduk sebelahan sama Mas Ugi. Begitu nama beliau disebutkan sebagai juara 3, aku langsung mikir "Oh aku berarti juara 2 atau 1. Bismillah aja yang terbaik", ucapku dalam hati. Ternyata alhamdulillah juara 2. Masya Allah, senangnya sampai tidak bisa berkata apapun selain alhamdulillah.
Uniknya, juara 1, 2, dan 3 Anugerah Pewarta Astra 2022 Kategori Umum sama-sama baru pernah mengikuti kompetisi APA yang diadakan setiap tahun oleh Astra ini. Jadi bagi kami bertiga, ini momen yang sangat berkesan. Apalagi ada seribu lebih artikel yang mengikuti lomba pada tahun 2022.
Di balik kemenangan setiap finalis, ada banyak perjuangan yang tidak orang lain tahu. Ada doa dari orang tua, pasangan, atau anak yang terus dipanjatkan setiap waktu. Maka, untuk kamu yang masih berjuang untuk menjadi pemenang Lomba Foto Astra dan Anugerah Pewarta Astra 2023, terus pupuk semangat dan minta restu orang tua agar mendapatkan hasil yang terbaik.
Terima kasih Bapak, Ibu, keluarga, dan teman-teman ku yang selalu mendukung dan mendoakan. Terima kasih Mbak Tria dan Griya Schizofren yang tidak sungkan berbagi. Terima kasih Astra atas apresiasi luar biasa yang diberikan. 💙
0 Komentar