Belanja di Dipayuda
Sudah menjadi sebuah keharusan bahwa kemampuan dan pengetahuan seseorang mengalami peningkatan setiap hari. Sama halnya dengan teknologi komunikasi dan informasi. Perkembangannya mau tidak mau harus kita ikuti, jika tidak ingin menjadi golongan orang yang merugi.
Yang paling terasa perubahannya sekarang adalah perdagangan elektronik. Banyak orang yang mampu menjual barang ribuan pieces setiap bulan padahal tidak memiliki toko fisik.
E-commerce memang sedang menjadi primadona bagi pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk menjual produknya. Terlepas dari adanya pandemi COVID-19, aktivitas jual beli secara elektronik ini telah menjadi trend dan memiliki banyak pengguna.
Banyak jenis e-commerce yang hadir di tengah-tengah kita. Salah satunya adalah marketplace. Website yang memamerkan sekaligus menjadi tempat transaksi aneka produk baik barang maupun jasa ini tumbuh dengan pesat. Pada Februari 2019, menurut data dari Kemenkominfo, pertumbuhan nilai perdagangan elektronik di Indonesia mencapai 78 persen. Pertumbuhan tersebut merupakan yang tertinggi di dunia.
Tidak heran jika Kemenkominfo terus mendorong pelaku usaha untuk memanfaatkan platform digital melalui program "UMKM Go Online". Bukan hanya itu saja, Kemenperin juga meluncurkan program e-smart IKM sejak tahun 2017. Tujuannya tentu saja agar akses pasar IKM meningkat melalui internet marketing.
Sayangnya, tidak semua pelaku UKM mampu dan 'telaten' untuk berjualan di marketplace. Paling banter, pemilik UKM terutama di daerah, melakukan perdagangan melalui WhatsApp. Siapapun dapat mengunggah gambar dan melakukan transaksi dengan mudah melalui aplikasi tersebut. Sama seperti yang dilakukan oleh kebanyakan UKM di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Tapi, apakah efektif jika target pasarnya sangat luas? Tentu saja tidak.
So, what should we do? Work this out with what we can do.
Cari partner yang satu visi, namun dengan kemampuan yang berbeda agar saling melengkapi. Lanjut eksekusi! Sesederhana itu.
Lahirlah Dipayuda
Digagas sejak akhir Agustus 2019, Dipayuda resmi launching pada 20 Februari 2020. Lahir dari empat perempuan dengan basic di bidang information technology, blogger, dan graphic designer. Kami berharap Dipayuda menjadi marketplace yang dapat membantu untuk mempromosikan produk lokal serta pariwisata di Kabupaten Banjarnegara melalui platform digital.
Nama "Dipayuda" kami ambil dari nama Bupati Banjarnegara yang sangat terkenal. Beliau memindahkan ibu kota kabupaten dari Banjarwatulembu ke selatan Sungai Serayu (lokasi sekarang). Kami memang memilih nama produk yang mencerminkan Banjarnegara karena fokus kami pada pemasaran produk dan pariwisata Banjarnegara.
Pemilihan nama di atas bukan semata-mata karena sisi historis saja. Kami juga mempertimbangkan bahwa Dipayuda mudah untuk diucapkan dan diingat.
Oh iya, Dipayuda termasuk jenis marketplace konsinyasi, ya. Jadi, pemilik UKM tidak membuka toko sendiri seperti di marketplace lain. Mereka cukup menitipkan produknya, kemudian Dipayuda yang mengurus mulai dari foto produk, layanan konsumen, pengemasan, sampai pengiriman produk.
Oh iya, Dipayuda termasuk jenis marketplace konsinyasi, ya. Jadi, pemilik UKM tidak membuka toko sendiri seperti di marketplace lain. Mereka cukup menitipkan produknya, kemudian Dipayuda yang mengurus mulai dari foto produk, layanan konsumen, pengemasan, sampai pengiriman produk.
Kenapa Memilih Sektor UKM dan Pariwisata?
Pertama, karena founder Dipayuda dekat dengan kedua sektor tersebut. Sebelum Dipayuda lahirpun, kami sudah terbiasa untuk explore dan mempromosikan produk UKM serta pariwisata Banjarnegara. Kuatnya networking dengan orang-orang yang membidangi keduanya menjadi salah satu alasan kami berani melangkah.
Kedua, roda ekonomi masyarakat Banjarnegara mayoritas bertumpu pada industri rumahan dan pariwisata. Jika keduanya semakin maju, bukan tidak mungkin masyarakat Banjarnegara semakin makmur.
Ketiga, kami ingin membuat pariwisata Banjarnegara terkenal bukan hanya Dieng-nya saja. Tapi juga merata sampai wilayah bawah. Sangat menantang, semoga kami diberi jalan dan kekuatan untuk mewujudkannya. Aamiin-kan, dong! Aamiin.
Keempat, ini yang paling penting. Ada masalah yaitu kurangnya promosi secara online baik produk UKM maupun pariwisata Banjarnegara. Padahal kami melihat adanya permintaan pasar yang cukup banyak dari kedua sektor tersebut.
Jargon "Discover Your Travelmate"
Maksud dibalik jargon tersebut adalah kami mengajak #TemanDipayuda (sebutan untuk penggemar Dipayuda), untuk menemukan teman perjalanan terbaiknya di sini. Teman perjalanan tersebut dapat berupa paket wisata, produk UKM, atau mungkin jodoh, ehh.
Menemukan teman perjalanan terbaik memang bukan perkara yang mudah. Dipayuda merekomendasikan produk UKM dan paket wisata yang telah melalui proses seleksi dan test tour sehingga tidak akan mengecewakan #TemanDipayuda.
Dengan memilih Dipayuda sebagai teman perjalanan, kamu telah membantu Banjarnegara lebih 'mengudara', lho. Yuk, kita support produk lokal agar go international!
3 Komentar
Dari travelmate berujung ke pelamknan. Kaan ugh bangetttt. 😉
BalasHapusJodohku bertemu di Dipayuda? Haha
HapusWah, keren nih.
BalasHapus